Mahasiswa KKN Nobel Indonesia di Maros Dorong Digitalisasi dan Rebranding Desa

- Jurnalis

Selasa, 12 Agustus 2025 - 10:57 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia yang bertugas di Desa Lebbotengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. (Foto: ist)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia yang bertugas di Desa Lebbotengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. (Foto: ist)

Barasuaratimur.com — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia yang bertugas di Desa Lebbotengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, menjalankan sejumlah program strategis mulai dari rebranding desa hingga penerapan pembayaran non-tunai bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sebanyak sembilan mahasiswa dari Posko 9 Lebbotengae merancang program berdasarkan latar belakang program studi masing-masing, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi desa.

Koordinator Desa (Kordes) Posko Lebbotengae, Yusri Mahendra, menyebut salah satu prioritas adalah pembuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bagi pelaku usaha setempat. Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan pengelolaan website desa dan optimalisasi penggunaan aplikasi WhatsApp.

Baca Juga :  Buruan Daftar! Unismuh Makassar Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang II

“Kami memberikan program kerja strategis dengan harapan mampu meningkatkan ekonomi, khususnya bagi pelaku UMKM, sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Yusri, mahasiswa Prodi Sistem dan Teknologi Informasi, Selasa (12/8/2025).

Yusri menjelaskan, penerapan QRIS diharapkan mempermudah akses warga terhadap sistem pembayaran digital. “Dengan mendorong transaksi non-tunai, masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pada uang tunai, sehingga menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien dan aman,” ujarnya.

Menurutnya, langkah ini juga dapat membantu UMKM menjangkau pelanggan yang lebih luas. “Melalui pembuatan QRIS, kami ingin memajukan UMKM lokal dan memberi alat bagi pelaku usaha kecil untuk bersaing di era digital,” sambungnya.

Mahasiswa lain, Agustina Dirgahayu Maloga, menambahkan bahwa pihaknya mendorong masyarakat memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai asisten keuangan pribadi. Ia menilai, fitur-fitur di dalamnya dapat membantu pencatatan transaksi dan pengaturan keuangan sederhana.

Baca Juga :  Buruan Daftar! Unismuh Makassar Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang II

“Dengan program ini, kami berharap masyarakat Desa Lebbotengae dapat lebih mudah bertransaksi dan mengelola keuangan. Ini langkah awal menuju kemajuan ekonomi digital di desa,” kata Agustina.

Selain digitalisasi, program kerja Posko 9 mencakup seminar kewirausahaan, pembuatan logo desa, pelatihan desain grafis menggunakan Canva, branding media sosial, hingga pengolahan hasil tani menjadi produk olahan bernilai tambah.

Seluruh program tersebut dijadwalkan rampung dalam masa KKN dan diharapkan berlanjut sebagai bagian dari pengembangan potensi desa secara berkelanjutan.

 

Berita Terkait

Buruan Daftar! Unismuh Makassar Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang II
Berita ini 10 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 13 Agustus 2025 - 16:29 WIT

Buruan Daftar! Unismuh Makassar Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang II

Selasa, 12 Agustus 2025 - 10:57 WIT

Mahasiswa KKN Nobel Indonesia di Maros Dorong Digitalisasi dan Rebranding Desa

Berita Terbaru

Ilustrasi Petugas PLN saat melakukan penambahan daya pada kWh meter milik pelanggan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.

Bisnis

Sambut HUT ke-80 RI, PLN Tawarkan Diskon Tambah Daya 50%

Selasa, 12 Agu 2025 - 11:04 WIT